Apa Hubungan antara saham, suku bunga acuan, dan obligasi

Ada suatu pola menarik yaitu ketika suatu indeks saham berjalan searah dengan obligasi begitu juga ketika keduanya berjalan berlawanan. Pertanyaanya adalah mengapa kedua jenis investasi ini saling berhubungan dan apa hubunganya dengan suku bunga acuan.
Sebelum saya menjelaskan, pertama anda perlu tahu alasan paling dasar mengapa kedua jenis investasi ini saling berhubungan. Karena pada dasarnya kedua jenis investasi ini merupakan sebuah instrumen untuk mendapatkan capital atau modal. Sehingga bisa dikatakan bahwa kedua instrumen investasi ini saling berebut mendapatkan modal. Karena itu jika salah satu dari kedua instrumen investasi ini memiliki nilai lebih maka hal itu akan menarik investor untuk berinvestasi pada instrumen investasi tersebut.
Kedua anda perlu mengetahui bahwa 2 hal penting yang menjadi pertimbangan bagi investor dalam berinvestasi adalah return yang di dapat dan resiko yang ditanggung. Sekarang saya akan menjelaskan suku bunga acuan, saham, dan juga obligasi. Jadi salah satu yang mempengaruhi pergerakan dari 2 instrumen investasi ini adalah suku bunga acuan, sedangkan tingkat suku bunga acuan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi oleh suatu negara. Nah pada penjelasan kali ini saya hanya akan berfokus pada suku bunga acuan sebagai faktor yang mempengaruhi kedua jenis investasi ini.
Sekarang saya akan membagi kondisi ekonomi suatu negara ke dalam 4 kategori yaitu;
- Awal pemulihan
- Puncak pemulihan
- Awal resesi
- Puncak resesi
Grafik yang anda lihat merupakan contoh yang sangat sederhana seideal mungkin lebih mudah dipahami. Tetapi pada kenyataannya tidak akan seideal ini.
Pertama saya akan memulai dari fase awal pemulihan. Pada fase ini para ekonomi baru pulih dari resesi maka suku bunga acuan masih rendah. Ketika suku bunga acuan masih rendah maka bunga pinjaman juga akan rendah. Karena bank sentral perlu menstimulus perekonomian, karena perekonomian negara baru saja lepas dari resesi maka harga saham juga masih rendah. Tetapi pada tahun-tahun berikutnya akan semakin meningkat, karena dengan harga saham yang murah maka potensi investor untuk mendapatkan keuntungan juga besar. Sehingga saham menjadi investasi yang menarik. Sedangkan untuk harga obligasi juga masih naik karena tidak semua investor percaya bahwa ekonomi sudah mulai pulih. Sehingga investor perlu mencari investasi yang aman tetapi memberi imbal hasil yang lebih tinggi dari deposito.
Kemudian setelah berangsur-angsur ekonomi mulai memasuki fase pemulihan atau puncak ekonomi. Pada fase ini suku bunga acuan mulai meningkat, karena bank sentral perlu menjaga inflasi agar tidak naik terlalu cepat. Sehingga pada masa ini juga harga-harga saham sudah tinggi-tingginya karena ekonomi yang sedang sangat baik sehingga investor lebih berani mengambil resiko dan membeli saham. Karena saham-saham juga berkinerja baik. Sedangkan untuk obligasi justru sebaliknya karena investor mulai beralih ke jenis investasi yang lebih beresiko tetapi menghasilkan keuntungan yang jauh lebih besar, maka justru obligasi justru ditinggalkan sehingga harga obligasi menjadi turun.
Ketiga kita memasuki awal resesi. Ketika memasuki fae awal resesi maka suku bunga acuan mulai stagnan begitu juga dengan harga saham. Karena ekonomi yang mulai melambat maka keuntungan perusahaan juga melambat. Investor yang sudah mengetahui lebih dulu akan menjual sahamnya secara bertahap dan mengganti ke investasi yang lebih aman. Hal ini membuat harga saham menjadi flat atau menurun. Tetapi untuk obligasi maka ini adalah awal kenaikannya, karena investor yang takut penurunan suku bunga dan pelemahan ekonomi akan mulai membeli obligasi sebagai opsi investasi yang menguntungkan dan aman. Hal ini membuat harga obligasi naik karena banyaknya permintaan.
Keempat kita akan masuk ke fase puncak resesi. Ketika fase puncak resesi maka suku bunga acuan akan mulai turun secara bertahap, hal ini diperlukan bank sentral untuk memberikan stimulus bagi perekonomian harga saham pun akan ikut jatuh karena perusahaan banyak yang gagal bayar atau bangkrut, kinerja laporan keuangan yang jelek dan lain sebagainya. Tetapi justru obligasi justru mendapatkan keuntungan karena dengan menyajikan keuntungan yang lebih besar daripada suku bunga dan juga faktor keamanan. Karena itu ketika resesi harga obligasi justru semakin naik karena investor membeli obligasi.
Jadi itulah penjelasan secara sederhana hubungan antara saham, obligasi, dan suku bunga acuan. Namun pada kenyataannya tidak akan semudah ini, contoh diatas saya ambil untuk memberikan gambaran yang lebih mudah dipahami. Sekian, salam semangat dan tetap berolahraga.